EDUKASITERKINI.com—Rusdin Tompo terima penghargaan dari Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Makassar saat acara Pergelaran Seni dan Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI di Auditorium Arsyad Subik, Sabtu, 11 September 2021.

Penghargaan diberikan kepada mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel itu karena dinilai punya dedikasi terhadap RRI Makassar dalam program bincang-bincang “Beranda Pak RT”. Program “Beranda Pak RT” disiarkan sejak 2015 melalui RRI Pro1 94,4 FM, setiap Rabu. Dalan acara berdurasi satu jam itu, dia bertindak host atau tuan rumah.

“Alhamdulillah, terima kasih RRI Makassar yang sudah mewujudkan mimpi saya punya acara sendiri,” ungkap aktivis dan penggiat literasi itu, usai menerima penghargaan yang diserahkan langsung Kepala RRI Makassar, Muhammad Lahar Rudiyarso, S.Sos, M.AP.

Menurutnya, sejak menjadi komisioner KPID Sulsel dua periode (2007-2010 dan 2011-2014), dia pernah melontarkan keinginan punya program yang memakai namanya. Mirip program “Mata Najwa” yang dibawakan Najwa Shihab dan “Kick Andy” yang dibawakan Andy F Noya.

Cita-citanya sederhana, dia hanya mau buktikan bahwa dia tak cuma bisa bicara tentang program sehat tapi bisa mewujudkannya.

“Jadi, Beranda Pak RT itu ya berandanya Rusdin Tompo. RT itu singkatan dari nama saya,” jelasnya tentang ide programnya.

Gayung bersambut. Secara kebetulan, Ibu Arwinny Puspita, Kabid Programa Siaran RRI akan mengikuti Diklat PIM III. Konsep “Beranda Pak RT” lalu diusulkan sebagai proyek perubahan oleh Arwinny Puspita dan disetujui. Program ini kemudian di-launching Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, tahun 2015.

Sebelum siaran perdana yang dilakukan secara live outdoor dari Kelurahan Karuwisi, Kecamatan Panakkukang, diadakan penandatanganan MoU antara Pemkot Makassar dengan LPP RRI Makassar. Pembubuhan tanda tangan dilakukan walikota dan La Sirama, Kepala Stasiun RRI Makassar.

Program “Beranda Pak RT” punya banyak tujuan. Di antaranya membangun sinergitas dengan Pemda guna mengedukasi warga terkait program Makassarta’ Tidak Rantasa, juga sebagai cara RRI membangun jejaring dan menggaet pendengar baru.

Setiap kali sebelum siaran, Arwinny Puspita dan Produsen Program, Bahtiar, kerap observasi lapangan, terutama

jika siaran outdoor. Acara ini dikemas ringan, diselingi lagu yang dibawakan para tamu dengan iringan Mulyono Dg Tunru.

Tamu-tamu “Beranda Pak RT”, tak hanya bicara tentang program kebersihan kota, juga tentang urban farming, penanganan masalah sosial berbasis masyarakat, UMKM, dan pendidikan politik pada akar rumput ketika menjelang pemilukada.

Para tamu terdiri dari Ketua RT/RW, Lurah, Camat, pelaku UMKM, Bhabinkamtibmas, atau narasumber yang relevan dengan topik bahasan.

“Sayang, acara ini vakum sejak diberlakukan pembatasan sosial saat PSBB, maret 2020 lalu,” kata Rusdin Tompo, yang belum lama diberi amanah sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Forum Komunikasi Pemerhati (FKP) RRI,” ujarnya.

Kepala RRI Makassar, Muhammad Lahar Rudiyarso, sebelum Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI mengatakan suatu kebanggaan bagi angkasawan dan angkasawati RRI mampu terus mengudara menjaga NKRI.

Dalam usia 76 tahun ini, imbuhnya, RRI Makassar akan menambah konten-konten siaran yang semakin bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi saat pandemi Covid-19 ini, RRI dituntut memberi informasi yang dapat membantu memulihkan kondisi masyarakat.

Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI merupakan prosesi rutin pada setiap peringatan Hari Radio, 11 September.

Tahun ini, peringatan 76 tahun RRI bertema “Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat, Suarakan Indonesia”.

Hadir dalam acara ini, pejabat struktural lingkup RRI Makassar, angkasawan dan angkasawati RRI Makassar, mantan penyiar, dan fans yang tergabung dalam FKP. Juga hadir tiga mantan Kepsta RRI Makassar, La Sirama, Maladi Amin, dan Sofrani Razak. (rls).

 103 total views,  1 views today

By Muhar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *